Minggu, 31 Agustus 2008

Launching buku Zakat


Launching Buku Baru

“Bersama ini kami perkenalkan buku baru yang diterbitkan atas kerjasama Forum Zakat, Dompet Dhuafa dan Pemkot Padang, yaitu buku ‘Southeast Asia Zakat Movement’,” ujar Arifin Purwakananta saat launching di auditorium FH Universitas Indonesia, Depok 27 Agustus 2008. Ungkapan itu langsung disambut tepuk tangan meriah hadirin yang mengikuti acara seminar nasional zakat dan launching buku.
Selanjutnya buku tersebut diserahkan secara resmi kepada Wakil Dekan FH UI dan disaksikan oleh seluruh peserta seminar pada saat itu.
Arifin selaku editor (bersama Noor Aflah) mengatakan buku ini merupakan kumpulan makalah para pembicara yang hadir pada saat acara Konferensi Zakat Asia Tenggara di Padang Nopember 2007 lalu.
Dengan membaca buku ini kita dapat melihat bagaimana awal mula terbentuknya wadah komunitas zakat asia tenggara ini terbentuk.

Selasa, 26 Agustus 2008


Telah Terbit
Buku Ke-2 Noor Aflah

Berkat pertolongan dan karunia-Nya, buku kedua saya akhirnya bisa terbit. Setelah melalui proses penantian yang panjang, buku (yang merupakan kompilasi makalah) Konferensi Zakat Asia Tenggara di Padang ini akhirnya dapat saya selesaikan. Semua itu tidak lepas dari bantuan berbagai macam pihak.

Oleh karenanya sudah sepatutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung selama proses penerbitan buku ini.

Buku ini sangat penting untuk dimiliki. Terutama bagi teman-teman yang konsent di bidang zakat. Bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui pengelolaan zakat, baik di Indonesia maupun di negara surumpun kami anjurkan untuk membaca buku ini.

Melalui buku ini insya Allah banyak manfaat yang bisa dipetik oleh pembaca. Sekaligus memberi semangat pembaca dan masyarakat umum untuk mengelola zakat agar lebih serius dan giat lagi.

Untuk sementara, buku ini dapat diperoleh di Forum Zakat dan jaringan lembaga zakat. Insya Allah dalam waktu tidak begitu lama, buku ini juga dipasarkan secara umum di toko-toko buku ternama di sekitar Anda.
Buku ini juga dilaunching pada Rabu 27 Agustus 2008 di Auditorium FH UI Depok.

Buku pertama saya ’Zakat & Peran Negara’ juga dapat dibeli di Forum Zakat dan toko-toko buku terdekat.


tlp. 021-3148444

Kamis, 21 Agustus 2008

Krisis Kepemimpinan

Krisis Kepemimpinan

Hidup adalah perbuatan....
Indonesia pernah menjadi macan Asia...

Dan...
Masih banyak lagi jargon politik dan sesumbar anak bangsa yang kini akrab menghiasi layar kaca televisi kita. Masing-masing kita pasti berbeda dalam menyikapi tayangan yang berbau kampanye itu. Ada yang terpesona, terpedaya, tertarik, manggut-manggut terbujuk, padahal pada gilirannya nanti dia akan tertipu...
Saya sendiri makin lama makin muak melihat tayangan-tayangan seperti itu. Apalagi akhir-akhir ini semakin tambah wajah-wajah baru yang nongol di televisi sambil berbicara bagai seorang pahlawan yang ingin menyelamatkan bangsa ini.

Padahal masyarakat kita sudah banyak yang tahu siapa sebenarnya dia. Seperti apa track record-nya. Tapi mereka tetap saja tidak merasa malu mengajukan diri sebagai calon pemimpin bangsa ini.

Kondisi seperti ini jelas menunjukkan bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Empat kali ganti presiden ternyata belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sepuluh tahun masa reformasi, masih saja tidak bisa membawa perubahan yang signifikan. Karenanya, pelaksanaan pemilu 2009, dianggap oleh mereka yang punya ambisi menjadi pemimpin, sebagai moment paling tepat untuk berperan sebagai ’satrio piningit’ penyelamat bangsa ini. Padahal, sudah banyak fakta menunjukkan bahwa masyarakat kita belum menemukan sosok pemimpin yang ideal yang mampu memimpin negeri ini. Terbutki dalam kurun waktu 10 tahun dan sudah dijalani empat presiden tetap saja negeri ini carut marut. Begitu juga dengan pelaksanaan pilkada di berbagai daerah ternyata masih dominan untuk tidak memilih alias golput.

Dalam konsep kepemimpinan, seorang pemimpin harus mempunyai prilaku yang mampu memotivasi orang lain (dengan cara apa saja) untuk tujuan tertentu, dan motivasi itu harus dapat merangsang dan menjadi pendorong kreatif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan dirumuskan dengan baik. Seorang pemimpin harus mampu memobilisir orang sekaligus mampu bekerja.

Seperti kepemimpinan yang dijalankan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. Beliau pemimpin yang patut dijadikan suri tauladan bagi siapapun. Bagi pemimpin negara, pemimpin perang maupun pemimpin rumah tangga. Nabi bukan hanya memimpin tapi juga bekerja. Beliau juga sebagai da’i, mengajak dan menggerakkan masyarakat, memimpin dan membuat perencanaan strategis untuk membangun masyarakat madani, institusi negara, mengelola, memelihara serta mengembangkannya. Walaupun semua gerak langkah dan aktifitas Nabi diilhami oleh kalimat suci “wa maa yanthiqu ‘anil hawa In huwa illa wahyu yuha (QS 53 An-Najm:3), tapi jelas-jelas kepribadiannya komplit menjadi seorang pemimpin. Nabi disebut sebagai workleader (pemimpin-kerja), sebuah istilah yang menggabungkan pekerjaan dan kepemimpinan sedemikian rupa sehingga mencerminkan hakikat yang sesungguhnya dari kepemimpinan yang efektif.

Pola kepemimpinan Nabi sangat konsisten dalam perilaku pemimpin-kerja, yaitu beliau sangat arif dan mengetahui bagaimana “mengatakan hal yang tepat” kepada orang yang tepat pada saat yang tepat, yang bisa diselesaikan dengan baik, tepat waktu dan sesuai dengan anggaran dana yang tersedia. Beliau juga mengungkapkan diri mereka melalui tindakan mereka (lisanu al-hal) dan dengan bahasa yang dipahami oleh siapa yang diajak berinteraksi dengan mereka (bi lisani qaumihi, wa bi qadri ‘uquulihim). Nabi menguasai seni percakapan dengan tindakan dan ucapan / workleading (bekerja sekaligus memimpin) yaitu ilmu seni kepemimpinan, yang meretas mitos bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dijadikan, tetapi kenyataan membuktikan bahwa setiap orang bisa belajar menjadi pemimpin-kerja.

Itulah sosok pemimpin yang sempurna dan ideal. Andai saja saat ini ada sosok anak bangsa yang meskipun belum sepenuhnya kriterianya sama seperti kriteria kepemimpinan yang dimiliki Nabi, namun hampir mendekati kriteria seperti itu, mungkin warga negara ini akan memilih dia sebagai pemimpin meskipun tanpa promosi di televisi.



Selasa, 12 Agustus 2008

Luar Biasa

Luar Biasa…

Pertemuan kita kali ini adalah pertemuan yang sangat luar biasa.…..
Itu semua karena nikmat Allah yang sangat luar biasa...
Sehingga pada hari ini kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang luar biasa....
Apalagi kita lihat tanyangan-tanyangan di televisi yang luar biasa....
Atas kejadian-kejadian di sekitar kita yang sangat luar biasa....

Dan masih banyak luar biasa-luar biasa lainnya yang disampaikan oleh petugas kultum di sebuah musholla perkantoran di Jakarta saat itu. Anehnya, karena kebetulan saya termasuk jamaah aktif di musholla itu, bukan hanya satu atau dua orang petugas kultum yang sepertinya senang memakai kata-kata luar biasa itu, tapi sudah lebih dari tiga petugas kultum yang fasih melafalkan luar biasa dalam setiap menggambarkan situasi-situasi dalam ceramahnya....
Bisa jadi di luar forum pengajian singkat itu banyak sekali para pembicara yang senang menggunakan kata luar biasa.
Inilah yang membuat saya bingung sendiri menerjemahkan arti kata luar biasa yang disampaikan oleh petugas kultum tersebut.
Kemudian saya berfikir, sebegitu sulitkah seseorang menggambarkan situasi atau keadaan tertentu sehingga ia tidak bisa lagi memilih kata atau istilah yang tepat untuk menggambarkan konteks situasi yang sedang ia bicarakan...
Padahal...
Kalau mereka mau saja memilih satu kata sifat yang tepat, saya yakin gambaran ’luar biasa’ yang ia maksudkan dalam pembicarannyan itu, akan dengan mudah dimengerti oleh orang yang mendengarkannya...
Dengan memilih kata yang tepat maka orang lain yang mendengarkan pembicaraan itu akan bisa menangkap pesan yang disampaikan oleh penceramah dan pembicara. Bukan malah sebaliknya, jadi tambah bingung.
Misal saja, luar biasanya nikmat Allah digambarkan dengan kata-kata ’agung’, ’tidak ada tandingannya’, ’tidak bisa dihitung’ dan masih banyak lagi....
Atau kejadian-kejadian di sekitar kita digambarkan dengan ’mengelus dada’, ’mencengangkan’, ’mengerikan’ dan sebagainya...
Kalau kata-kata luar biasa disifati dengan kata-kata yang jelas kan indah...
Orang lain yang mendengar juga jadi mengerti tentang isi pembicaraannya...
Begitu mas..dan mbakyu-mbakyu..